SEJARAH NASIONAL
W.R. SOEPRATMAN
Pahlawan Nasional Yang Diperebutkan
Oleh
Darisman Broto
Tak perlu diragukan
lagi bahwa nama W.R. Soepratman dikenal banyak orang terutama bagi bangsa
Indonesia sebagai Pahlawan Nasional, terutama sebagai pencipta lagu Indonesia
Raya dan lagu-lagu perjuangan. Demikian juga kisah Pahlawan yang satu ini
sebagai pejuang kemerdekaan gerak langkahnya bersama para pemuda pergerakan
pejuang kemerdekaan Indonesia lainnya.
Penulis
tidak akan menguraikan panjang lebar kehidupan W.R. Soepratman atau dengan nama lengkap Wage
Rudolf Soepratman.
Karena ini sudah banyak diceritakan oleh buku-buku Sejarah
dan Media yang sudah bertebaran.Kehidupan
Wage , demikian nama yang pertama disematkan oleh ayahnya dan baru kemudian
ditambahkan dengan nama Soepratman, secara spiritual atau religiusitasnya. Ia
seorang Kristen Katolik kah atau Muslim. Hal ini belum banyak diungkap secara
mendalam oleh pelbagai penulis sejarah.
Dan pada kenyataannya Wage setelah kewafatannya menjadi “ perebutan “ dua golongan keagamaan terutama
pihak Gereja Katolik dan kaum Muslim terutama dalam hal ini Jemaat Ahmadiyah
Indonesia ( Qadiani ).
Sekilas Kehidupan
W.R.Supratman.
WR Soepratman
dilahirkan di Somongari, Purworejo , 9 Maret 1903. Ayahnya bernama Djoemeno
Sastrosoehardjo, seorang tentara KNIL Belanda dan ibunya bernama Siti Senen.
Soepratman adalah anak ke tujuh dari Sembilan bersaudara. Di usia sekitar 10 tahun Supratman mengikuti dan
tinggal bersama sang kakak kandung perempuanya bernama Roekijem Supratiyah yang
menikah dengan pria Belanda bernama Willen van Eldik ke Makassar.
Di Makassar Supratman bersekolah di sekolah Belanda dan namanya ditambahkan oleh kakaknya dengan nama Rudolf agar dapat diterima di sekolah Belanda. Supratman lulus sekolah guru dan sempat mengajar di sekolah Belanda dan kemudian bekerja di perusahaan dagang. Di usia 20 tahun Supratman kembali lagi ke Bandung tempat ayah dan ibunya dan menggeluti sebagai wartawan di harian “ Kaoem Muda “ dan “ Kaoem Kita “.
Di Makassar Supratman bersekolah di sekolah Belanda dan namanya ditambahkan oleh kakaknya dengan nama Rudolf agar dapat diterima di sekolah Belanda. Supratman lulus sekolah guru dan sempat mengajar di sekolah Belanda dan kemudian bekerja di perusahaan dagang. Di usia 20 tahun Supratman kembali lagi ke Bandung tempat ayah dan ibunya dan menggeluti sebagai wartawan di harian “ Kaoem Muda “ dan “ Kaoem Kita “.
Kemudian Soepratman
hijrah ke Jakarta dan tetap menjadi wartawan yaitu di harian “ Sin Po “. Selain
menjadi wartawan Soepratman juga hobby bermain Biola dan mencipta lagu.
Keahlian bermain Biola didapat dari kakaknya Roekijem dan kakak iparnya Willem
van Eldik yang sama-sama menggemari musik.
Selain sebagai wartawan dan pemusik , Soepratman juga seorang penulis buku. Dari Bandung Soepratman pindah ke Jakarta. Di Jakarta sebagai wartawan Supratman banyak mengenal para tokoh pergerakan dan ikut dalam aksi-aksi perjuangan kemerdekaan.
Selain sebagai wartawan dan pemusik , Soepratman juga seorang penulis buku. Dari Bandung Soepratman pindah ke Jakarta. Di Jakarta sebagai wartawan Supratman banyak mengenal para tokoh pergerakan dan ikut dalam aksi-aksi perjuangan kemerdekaan.
Di Jakarta
pula Soepratman mengenal Salamah yang kemudian menjadi istrinya yang dinikahkan
secara Islam oleh seorang Haji dimana mereka berdua tinggal dalam satu rumah
kontrakan milik seorang Haji tersebut.
Pada bulan
Juli 1933 Soepratman mulai dilanda sakit-sakitan, dan di bulan November 1933 ia
pun berhenti sebagai Wartawan Sin Po.
Akhirnya ia pergi ke Surabaya tempat dimana kakaknya Roekijem, sang Kakak merawat adiknya itu dengan penuh kasih sayang namun karena keterbatasan dana tidak bisa memberikan perawatan pengobatan dan dokter yang terbaik. Dan pada tanggal 17 Agustus 1938 sang Pahlawan dan Komponis lagu-lagu perjuangan itu menemui sang Khaliq. Pahlawan bangsa itu wafat dalam usia yang sangat muda 35 tahun. Dimakamkan secara Islam dan dibuatkan tempat pemakaman khusus oleh pemerintah di kota Surabaya.
Akhirnya ia pergi ke Surabaya tempat dimana kakaknya Roekijem, sang Kakak merawat adiknya itu dengan penuh kasih sayang namun karena keterbatasan dana tidak bisa memberikan perawatan pengobatan dan dokter yang terbaik. Dan pada tanggal 17 Agustus 1938 sang Pahlawan dan Komponis lagu-lagu perjuangan itu menemui sang Khaliq. Pahlawan bangsa itu wafat dalam usia yang sangat muda 35 tahun. Dimakamkan secara Islam dan dibuatkan tempat pemakaman khusus oleh pemerintah di kota Surabaya.
Klaim
Gereja Katolik
Setiap
pribadi maupun suatu kelompok akan bangga menamai sebuah nama seseorang, sebuah
yayasan, tempat , sarana publik atau sebuah organisasi dengan nama tokoh yang menjadi
kebanggaannya. Dengan tujuan agar terimspirasi dari sosok tokoh tersebut dan
mengenang akan jasa-jasanya.
Ada sebuah
Sekolah SMA Katolik bernama WR Soepratman yang berada di Kota Samarinda
Kalimantan Timur yang berdiri sejak 1 Agustus 1963 dan tercatat di Departemen
Pendidikan dibawah wilayah Keuskupan Samarinda dan dikelola Yayasan Pembangunan
Rakyat.
Dalam buku “
Mengenal Tokoh Katolik Indonesia : Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional,
Hingga Pejabat Negara “ yang disusun oleh Bernadus Barat Daya dan Silvester
Detianus Gea ( Penerbit Yakomindo Jakarta 2017 ). Wage Rodolf Soepratman adalah
salah satu tokoh yang dicatat sebagai orang Katolik Indonesia yang menjadi
Pahlawan Nasional. Tokoh-tokoh lain selain WR Sopepratman disebut diantaranya,
Mgr. Albertus Magnus Soegijapranata, Marsekal Muda Agustinus Adisucipto,
Marsekal Pertama TNI ( Anumerta ) Tjilik Riwut, Laksamana Muda ( Anumerta )
Yosaphat Sudarso, Robert Wolter Monginsidi, Brigadir Jendral ( Anumerta )
Ignatius Slamet Riyadi, Ajun Inspektur Polisi ( Anumerta ) Karelius
Sadsuitubun, Franciscus Georgius Van Lith, SJ dan lain-lain.
Di dalam
buku yang diberi kata Sambutan oleh Direktur Jendral Bimas Katolik – RI
Eusabius Binsasi ini juga mencantumkan tokoh-tokoh Katolik setelah Kemerdekaan.
Salah satunya yaitu Henk Ngantung tokoh Katolik seniman lukis asal Menado yang
diangkat sebaggai Wakil Gubernur di
era Presiden Sukarno dan di tahun 1964 diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta. 1
)
Tak hanya di
buku itu, klaim WR Soepratman sebagai tokoh Katolik juga banyak bertebaran
diblog-blog milik Romo-romo dan penggiat agama
Katolik. 2)
Sebagai tokoh yang diklaim sebagai orang Katolik yang konon nama Rudolf dari Wage Rudolf Soepratman adalah nama Baptis. Namun tidak ditemukan catatan kapan ia dibabtis, dimana dan oleh Romo siapa.
Sebagai tokoh yang diklaim sebagai orang Katolik yang konon nama Rudolf dari Wage Rudolf Soepratman adalah nama Baptis. Namun tidak ditemukan catatan kapan ia dibabtis, dimana dan oleh Romo siapa.
Klaim
Jamaah Muslim Ahmadiyah Indonesia
Berawal dari
keterangan Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia ( JAI ) Maulana Abdul
Basith dihadapan anggota Komisi VIII DPR RI dalam dengar pendapat umum ( RDP ),
Amir JAI menyatakan dengan terang bahwa WR Soepratman adalah anggota Jemaat
Ahmadiyah ( 16/02/2011 ). Namun sayangnya Amir JAI tidak bisa menjelaskan
secara detil dan bukti-bukti yang kuat. Demikian yang dilansir media online
inilah.com. 3)
Apa dasar
Amir JAI memberikan pernyataan seperti itu. Setelah ditelusuri ternyata
penyataan itu dikutip dari sebuah artikel disebuah buku yang berjudul “
Kenang-kenangan 10 Tahun Kabupaten Madiun “ yang ditulis oleh Soejono Tjiptomihardjo
yang kemudian dikutip kembali oleh Bondan Winarno dalam Bukunya WR Soepratman
Pencipta Lagu Indonesia Raya ( Penerbit TSA Komunika @2003 ). Bondan tidak
memberikan informasi tambahan dari apa yang ada di Buku Kenang-kenangan 10
Tahun Kabupaten Madiun.
Ia hanya
menyalin tempel dari buku tersebut yang penggalannya dari Buku Kenang-Kenangan
10 Tahun Kabupaten Madiun, adalah sebagai berikut , “ ……..Tahun 1932, Soepratman mendapat
sakit urat sjaraf, disebabkan lelahnja karena bekerja keras. Setelah beristirahat
2 bulan, di Tjimahi, beliau kembali ke Djakarta untuk mengikuti aliran
Achmadijah. Sedjak April beliau bersama kakaknya menetap di Surabaya.
( Buku Kenang-kenangan 10 Tahun Kabupaten Madiun halaman 168 s/d 171 , Madiun
1956, penerbit tak
diketahui ). 4)
Inilah yang kerap menjadi andalan para penggiat dan penulis Jemaah Muslim Ahmadiyah ( Qadian ) di berbagai medianya.
Ahmadiyah (
Qadian ) sudah ada sejak sebelum kemerdekaan R.I. yaitu tahun 1925 pada waktu
itu sebagai misi pertama di Nusantara Maulwi Rahmat Ali HAOT mubaligh Ahmadiyah
asal Hindustan yang ditugaskan oleh Khalifah Ahmadiyah ke-2 Hz Bashiruddin
Mahmud Ahmad ra.
Adakah
cerita-cerita secara lisan atau literasi mengenai sosok pemuda kurus yang hobby
bermain musik Biola dan pencipta lagu dikalangan terbatas maupun secara umum Ahmadiyah
dikala itu. Penulis menanyakan ke berbagai tokoh Ahmadiyah awalin Indonesia dan
mencari literasi tidak mendapati seorang tokoh komponis itu sebagai anggota
Jemaat Ahmadiyah yang bernama Wage Rudolf Soepratman.
( Masjid AL HIDAYAH Jemaat Ahmadiyah Jakarta Pusat, tempat bersejarah Maulwi Rahmat Ali HAOT bertemu dan berdiskusi masalah Kebangsaan dengan Presiden RI Pertama Ir. Sukarno )
Peristiwa
Besar Abad 14 H Officieel Verslag Debat Di Batavia 1933
Pada tahun
1933 terjadi peristiwa besar perdebatan antara Ahmadiyah ( Qadian ) dengan
diwakili Maulwi. Rahmat Ali HAOT dan Mubaligh pribumi Nusantara Maulwi Abu
Bakar Ayub HA melawan Ustadz A. Hasan PERSIS ( Pembela Islam ) bertempat di
Gang Kenari Batavia ( Jakarta ). Diselenggarakan selama tiga malam, tema
perdebatan ada tiga hal. Pertama masalah kewafatan Nabi Isa as, kedua masalah
Kenabian dan ketiga masalah Kebenaran Hz Mirza Ghulam Ahmad as sebagai Almasih
Akhir Zaman dan Imam Mahdi. Dan dihadiri pengunjung sekitar 1800 sampai 2000
orang.
Dihadiri
pula wakil-wakil dari berbagai Perkumpulan organisasi Islam pada saat itu.
Diantaranya , Al-Islamiyah , Al-Islamijah Mr. Cornelis, Pemoeda Moeslim
Indonesia, Persatuan Islam Bandoeng, Ahmadiyah Qadian Tjabang Tjepoe, Ahmadijah
Qadian Tjabang Bogor, Ahmadijah Qadian Tjabang Padang, Persatoean Islam Garoet,
Persatuan Islam Leles, Pendidikan Islam Tg.Priok, Al-Irsjad Bogor, Al
Nadil-Islam Cheribon, Nahdatoel Oelama Menes, P.P.M.I. Batavia C.
Wakil-wakil
pers yang hadir meliput antara lain dari berbagai Surat Kabar diantaranya,
Sipatahoenan, Soemangat, Sikap , Adil, Siangpo, Djawa Barat, Bintang Timur,
Pemandangan, Sin Po. 5)
Surat Kabar yang
disebut terakhir itu adalah Sin Po yang kita kenal sebagai Surat Kabar harian
dimana WR Soepratman berkarya sebagai Wartawan disana tidak didapati keterangan
siapa yang meliput dan diutus oleh Dewan Redaksinya.
Siapa saja
nama-nama dibalik peristiwa itu. Dalam buku Officieel Verslag Debat antara
PEMBELA ISLAM dan AHMADIYAH QADIAN disini dapat kita catat nama-nama pelaku
sejarah itu. Selain Maulwi Rahmat Ali HAOT dan Maulwi Abu Bakar Ayub HA dari
Ahmadiyah Qadian dan Ustadz A. Hassan dari PERSIS juga ada nama lain sebagai
comite dia adalah Ahmad Sarido dan Mhd Muhyidin serta AbdoelRazak yang
membacakan ayat suci Al Quran dalam pembukaan acara perdebatan itu, siapa dia.
Lagi-lagi
diperistiwa besar Ahmadiyah ini tidak ditemukan nama W.R.Supratman.
Melacak
Media masa lalu dan Literasi Ahmadiyah
Pada edisi
awal yaitu No.1/Oktober 1932 SINAR ISLAM majalah Ahmadiyah ( Qadian ) ada
tercantum nama penulis yang produktif yakni R. Hidayat dan Asnah. Kemudian di
Edisi Juni 1933 tercantum nama Hoofd Redacteur ( Pemimpin Redaksi ) yang
pertama, yakni Saleh S.A. dan diikuti oleh nama-nama lainnya seperti R.
Muhyiddin, Maulwi Abdul Wahid H.A. , Maulwi Malik Aziz Ahmad Khan , R. Ahmad
Anwar, H.S. Yahya Pontoh dan Syafi R. Batuah.
Sekali lagi, sayangnya penulis juga tidak menemukan Wartawan Sin Po dengan
sosok bernama WR Supratman di literatur Ahmadiyah tempo dulu itu.
Dalam buku
putih Jemaat Ahmadiyah Indonesia KAMI ORANG ISLAM juga tidak ada sedikitpun
goresan tertulis tentang tokoh WR Soepratman. Yang ada adalah Arif Rahman Hakim
dan Entoy Moh. Toyib dan nama-nama tokoh Ahmadiyah lainnya sebagai Pahlawan. 6)
Entah apa
yang ada dibenak dipikiran para pengurus JAI Masjid Mubarak Bandung Jl.
Pahlawan ketika memberikan nama Perpustakaan di area Masjidnya itu dengan nama
WR. Soepratman. Kenapa tidak berpikiran dengan nama Pahlawan Ahmadi yang sudah
dikenal diinternal misalnya, Entoy Moh. Toyib , Arif Rahman Hakim, R. Muhyidin
dan nama-nama besar lainnya para mubaligh awalin Ahmadiyah. Diantaranya, Maulwi
Rahmat Ali HAOT, Maulwi Sayyid Shah Muhammad Al-Jaelani, Maulwi Abdul Wahid HA,
Maulwi Malik Aziz Ahmad Khan, Maulwi Ahmad Nurudin , Maulwi Zaeni Dahlan dan
lain-lain.
Dari nama
Wage Rudolf Soepratman itu sendiri tidak
menunjukan seorang sosok santri atau Islami. Nama itu lebih menunjukan seorang
Kristiani atau seorang Kejawen Abangan.
Jika
digunakan untuk nama sebuah bangunan Perpustakaan , Sekolah atau Rumah Sakit
akan lebih cocok dengan nama Wahid Rahmat Soepratman.Nama itu diambil dari dua
tokoh Ahmadiyah ( Qadian ) , Abdul Wahid
adalah tokoh mubaligh Ahmadiyah Nusantara pertama, dan Rahmat Ali adalah
mubaligh utusan pertama dari Hindustan ( Qadian ) ke Nusantara. Semoga dapat
terwujud rencana besar Jemaat Ahmadiyah membangun Rumah Sakit dengan nama WR
Soepratman yaitu Rumah Sakit Wahid Rahmat Soepratman.
( Perpustakaan W.R.Supratman di area Masjid Mubarak Jl. Pahlawan no.71 Bandung )
( Masjid Mubarak-Bandung )
Dari
penelusuran dan analisa Buku Kenang-kenangan 10 Tahun Kabupaten Madiun dan
cerita lisan serta literasi yang tidak ditemukan nama WR Soepratman, patut
dipertanyakan kutipan dan uraian yang menyatakan WR Soepratman mengikuti aliran
Ahmadiyah. Apakah sebagai anggota yang memang mengikuti prosesi bai’at, apakah
hanya sekedar mengikuti tausyiah-tausyiah para Maulvi ( mubaligh ) Ahmadiyah,
dan apakah karena didapati dan dilihat orang bahwa WR Soepratman mulai menggemari buku-buku
atau literatur Ahmadiyah dan sering bergaulnya WR Supratman dengan tokoh-tokoh
Ahmadiyah saat itu. Sehingga orang berasumsi WR Supratman sudah menjadi anggota
Ahmadiyah. Hal ini juga tidak dapat ditelusuri apakah Ahmadiyah Qadian atau Ahmadiyah
Lahore yang
diikutinya.
PERPUSTAKAAN NASIONAL
Dugaan
Dan Asumsi Bukanlah Fakta
Surat Kabar
“ Pemandangan “ pernah dikabarkan menulis sebuah artikel yang menyebut
Presiden pertama RI Sukarno sebagai pengikut atau propagandis ( Da’i ) dan
telah mendirikan cabang Ahmadiyah di Celebes. Dalam pengasingannya di Endeh
Sukarno memberikan bantahan kepada Redaksi Pemandangan. Bahwasannya ia bukanlah
anggota Ahmadiyah. Sukarno mengatakan
tidak percaya Mirza Ghulam Ahmad seorang nabi dan belum percaya pula bahwa ia
seorang mujadid. Namun demikian ia merasa wajib berterima kasih atas penerangan
dan penjelasan buku-buku keislaman dari Ahmadiyah. Bantahan ini ia tulis dari
pengasingannya di Endeh 25 November 1936. 7).
Bagaimana sekiranya
jika Sukarno tidak memberikan bantahan. Bisa jadi orang banyak atau pembaca
Surat Kabar tersebut mempercayainya sebagai suatu fakta dan kebenaran.
Kenapa “ Pemandangan “ menyebut Sukarno sebagai seorang propagandis Ahmadiyah. Ada beberapa kemungkinan , mungkin ia banyak bergaul dengan tokoh-tokoh Ahmadiyah, ia suka menelaah buku-buku Ahmadiyah, bisa juga sikap dan cara pandangannya yang moderat dalam memahami Islam, yang itu adalah merupakan ciri khas Ahmadiyah.
Dalam kasus
WR Supratman bisa kemungkinan seperti itu. Dalam Buku sejarah yang lain juga
disebutkan pada masa akhir hidupnya WR Soepratman mulai berubah sikap
keagamaannya dengan mempelajari Majalah-majalah keislaman dan kerap mendengar
tausyiah-tausyiah dari Mubaligh Muhammadiyah dan PSII. Salah satu tokoh
pergerakan dikala itu adalah HOS Tjokroaminoto yang kita kenal dengan pandangan
keagamaannya dari Ahmadiyah terutama dari Ahmadiyah Lahore. Begitu juga Sukarno
kerap membaca buku-buku Maulwi Muhammad Ali Al Lahore. Pada masa sakitnya WR
Supratman , HOS Tjokroaminoto juga kerap menjenguknya di kedimananya di
Surabaya.
W.R.
Supratman juga mulai mempelajari dan membaca buku-buku Kitab para alim ulama
seperti Cokroaminoto, H. Agus Salim dan Kiyai Haji Ahmad Dahlan. 8)
Buku Sejarah
Pahlawan Nasional yang ditulis Bambang Sularto, menceritakan pada awal tahun 1928 Supratman menikahi seorang janda tanpa anak yang bernama Salamah yang dikenalnya di Batavia. Mereka berdua
dinikahkan oleh seorang Naib dan seorang Haji bernama Solikhin sebagai Wali Salamah di kawasan
Rawasari dimana mereka tinggal di rumah sewa di Pondokan milik Haji Solikhin. 9)
Buku Sejarah
yang lebih menegasi W.R.Soepratman bergama Islam adalah yang ditulis oleh Anthony
C. Hutabarat. Di halaman 3 buku WAGE RUDOLF SOEPRATMAN : meluruskan
sejarah dan riwayat hidup pencipta lagu kebangsaan Republik Indonesia “
Indonesia Raya “ dan Pahlawan Nasional. Anthony menulis “ W.R. Soepratman beragama Islam, demikian
juga sauadara-saudara dan orangtuanya. Setelah dewasa W.R.Supratman bertubuh
sedang dan langsing. Perawakannya tinggi dan berkulit kuning langsat. Dalam
pergaulan W.R. Supratman dikenal sopan dan ramah sehingga cukup banyak
disenangi orang. Selain itu
penampilannya juga tanpan dan simpatik. 10)
Kontroversi seorang W.R.Soepratman ternyata bukan saja identitas ia seorang Muslim atau Kristen Katolik. Tapi tempat dan tanggal kelahirannya. Ada yang menuliskan di Jatinegara, Jakarta 9 Maret 1903, dan ada yang menetapkan tanggal 19 Maret 1903 di Somongari Purworejo, Jawa Tengah. Begitu juga ia dituliskan dalam buku Sejarah pernah menikah namun pihak keluarga membantahnya.
Makam W.R.Supratman di Surabaya
Kontroversi seorang W.R.Soepratman ternyata bukan saja identitas ia seorang Muslim atau Kristen Katolik. Tapi tempat dan tanggal kelahirannya. Ada yang menuliskan di Jatinegara, Jakarta 9 Maret 1903, dan ada yang menetapkan tanggal 19 Maret 1903 di Somongari Purworejo, Jawa Tengah. Begitu juga ia dituliskan dalam buku Sejarah pernah menikah namun pihak keluarga membantahnya.
Makam W.R.Supratman di Surabaya
Intelektual
Muda NU Zuhairi Misrawi yang juga merupakan politisi PDIP kerap berkunjung ke
Masjid Jemaat Ahmadiyah untuk sholat berjamaah bersama warga Jemaat Ahmadiyah.
Tapi di dalam tubuhnya tetap mengalir darah NU dan belum pernah melepaskan
ke-NU-annya.
Demikian
juga DR. Ahmad Najib Burhani peneliti senior di LIPI dan Pengurus Bidang
Informasi dan Pustaka PP Muhammadiyah. Penulis
Buku “ Menemani Minoritas “ ini kerap
bergaul akrab dengan warga muslim Ahmadiyah dan menjadi saksi ahli di Sidang
Mahkamah Konstitusi dalam pembelaannya terhadap gugatan Ahmadiyah di Sidang MK.
Namun Najib tetaplah Najid Burhani sebagai seorang Muhammadiyah sejati.
Dalam pandanganya tentang W.R. Supratman, Ahmad Najib Burhani juga berkomentar yang disampaikan dalam seminar Jalsah Salanah GAI ( Ahmadiyah Lahore ) , 24 Desember 2013.
Dalam pandanganya tentang W.R. Supratman, Ahmad Najib Burhani juga berkomentar yang disampaikan dalam seminar Jalsah Salanah GAI ( Ahmadiyah Lahore ) , 24 Desember 2013.
," Bagi
saya, W.R. Supratman itu bukan, atau saya belum yakin bahwa dia itu, seorang
Ahmadiyah. Kenapa? Salah satu buku yang digunakan sebagai landasan bahwa dia
itu Ahmadiyyah adalah buku “Peringatan Ulang tahun Kesepuluh Kota Madiun”, dan
itu jarang yang punya. Saya termasuk yang punya. Dijelaskan di situ bahwa W.R.
Supratman ketika sakit datang ke Ahmadiyah. Tetapi di situ tidak dijelaskan
bahwa dia Ahmadiyah. Nah, kalau umpamanya ada bukti lain, misalnya ada
pernyataan dari keluarga, atau baiat, dan sebagainya, mungkin saya menjadi
yakin bahwa dia Jemaat Ahmadiyah. Tetapi kalau buktinya hanya buku itu, maka
saya belum yakin. "
Seruan Dakwah kepada Intelektual Kampus
Bayu Mitra
A. Kusuma dosen di Fakultas Dakwah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai Editor dan peneliti ISAIS ( Institute of
Southeast Asian Islam ) menulis dalam editorialnya di Buku Jemaat AHMADIYAH
INDONESIA, Konflik, Kebangsaan, dan Kemanusiaan.
Peneliti
yang tidak penulis ketahui sebagai peneliti junior atau senior ini menulis, “
Keterlibatan Ahmadiyah dalam revolusi kemerdekaan dan kebangsaan tidak bisa
disepelekan. Sebagai contoh adalah W.R. Supratman, dimana dia kemudian kita
kenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya yang kita kumandangkan
dalam berbagai kesempatan mulai dari upacara bendera sampai turnamen olehraga
berskala internasional. Kemudian ada lagi Arif Rahman Hakim, yang dikenal
dengan gelar Pahlawan Ampera. Faktanya mereka berdua adalah anggota JAI. Harus
diakui pula bahwa kontribusi JAI dalam mempelopori terjemahan Al-Quran ke dalam
Bahasa Indonesia cukup luar biasa. Namun demikian, dalam perjalanan bangsa ini
narasi tersebut justru jarang diingat, bahkan mulai dilupakan oleh sebagian
masyarakat. 11)
Sosok Arif
Rahman Hakim tak perlu diragukan lagi beliau adalah seorang Khaddim atau
anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Tapi siapakah WR Soepratman, apakah ada
bukti kuat yang mendukung beliau sebagai anggota Ahmadiyah. Nampaknya Bayu
Mitra A. Kusuma tidak meneliti secara mendalam, bahwa di luar JAI ada
sekelompok masyarakat Indonesia yang juga mengklaim bahwa beliau termasuk dalam
golongannya. Fakta apa yang bisa ditunjukan oleh ISAIS.
Teman-teman ISAIS Bayu Mita A. Kusuma dan teman-teman lainnya Al Makin, Muhammad Said, Fariz Alniezar, Abd. Aziz Faiz, Ahmad Izudin, Ahmad Aminuddin, Wiwin S. Aminah Rohmawati, Nurbayti, Stara Asrita, Masthuriyah Sa’dan, Siti Noor Aini dan Amanah Nurish, tidak akan sempurna dan tidak akan mendapat penjelasan yang utuh dalam penelitian Anda jika tidak berbai’at masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Pintu Ahmadiyah terbuka untuk Anda semua untuk bergabung ke dalam Jemaat Ahmadiyah dan menyempurnakan penelitian selanjutnya. Jika masih ada di luar maka akan selalu kurang dalam penelian Anda mengenai gerak langkah Ahmadiyah.
Pergulatan
Batin Iman Islam versus Iman Kristiani
Seorang
Muslim yang jika ia menyatakan keluar dari Islam dan mengganti kepercayaannya
dengan agama lain, maka ia disebut Murtad. Beberapa ulama ada yang memfatwa
dihukum penjara sampai ia “ tobat “ dan ada yang memfatwa harus dihukum mati.
Dalam hal ini Jemaat Ahmadiyah memilih jalan moderat dengan memberikan
kebebasan kepada seseorang sebagai hak dasar individunya memilih keimanannya
termasuk mengganti kepercayaannya.
Seseorang
dapat dikatakan Muslim jika ia sudah dan pernah menyatakan dirinya dan
mengucapkan dua kalimah syahadat. Itu dasar utamanya.
Berkaca pada kisah Usamah ra yang dikala mendapati seorang musuh di medan perang dan ketika laki-laki musuh itu terdesak mengucapkan ‘Laa Illaha Illallaah’ Usamah ra tetap menghujamkan tombaknya. Dan ketika dilaporkan kepada Nabi Muhammad SAW beliau sangat menyesali tindakan Usamah ra tersebut. Hanya dari ucapan pengakuan keesaan Tuhan maka seseorang sudah dapat layak dinyatakan sebagai muslim.
Seorang
laki-laki umat Kristiani tidak ada halangan atau larangan menikah dengan wanita
muslim atau non-Kristiani. Orang yang sudah dibaptis dalam iman Yesus sebagai
Juru Selamat maka sampai kapan pun dia adalah seorang domba Tuhan. Walau ia
sudah menikah dengan seorang Muslimah dan mengucapkan dua kalimah syahadat. Dan
domba Tuhan yang sudah tersesat jauh pun akan tetap sebagai domba. Dan ini
dikatagorikan sebagai domba yang hilang ( umat yang tercecer ).
Dalam iman
Islam Ahmadiyah dan Iman Kristiani ini tentu sangat berbeda. Namun ada juga
kesamaan-kesamaan yang bisa dilihat bersama dalam kehidupan kebangsaan dan
kemanusiaan. Tugas dari seorang
Kristiani terutama Katolik adalah menjadi orang yang 100 persen Katolik dan 100
persen warga Negara Indonesia. Bahwa mendahulukan Negara tidak serta-merta
meninggalkan atau menutup ruang identitas kekatolikan. Sebaliknya
memperjuangkan kekatolikan, tidaklah bertentangan dengan semangat kebangsaan
dalam berkehidupan bernegara dan berbangsa.
Jemaat Ahmadiyah Indonesia mempunyai pemahaman dan keyakinan yang sama. Mereka mempunyai Imam Rohani yang memimpin semua Jamaah Ahmadiyah diseluruh dunia dalam hal ini Khalifah Jamaah Muslim Ahmadiyah. Jamaah Muslim Ahmadiyah Indonesia adalah bagian dari Jamaah seluruh dunia. Segala seruan khalifah menjadi acuan gerak langkah warga muslim Ahmadiyah dimana pun berada. Sebagai warga Negara Indonesia Jamaah juga berkewajiban mengikuti dan menjalankan hukum dan konstitusi yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia secara utuh dan penuh.
Saudara-saudara
dari pihak Katolik untuk membuktikan W.R. Supratman adalah bagian dari umat
Katolik tidak lagi diperlukan pembuktian bahwa ia pernah dipercikan air suci
seorang Romo dalam prosesi Sakramen Babtisnya. Yang terpenting dalam mengisi
kemerdekaan ini adalah menyiapkan domba-domba terbaik untuk kepentingan bangsa
dan Negara.
Demikian
juga JAI untuk membuktikan W.R. Supratman adalah seorang Ahmadi tidak lagi
dibutuhkan dokumen prosesi Bai’atnya. Yang terpenting adalah mengkader Khuddam
unggulan yang selalu siap untuk
dipanggil guna kepentingan umat manusia dimana pun ia berada.
Matius
mengatakan, jika kamu mempunyai keimanan sebesar sebiji sawi maka akan dapat
memindahkan gunung. W.R. Supratman punya Biola dan sebuah karya lagu kebangsaan
Indonesia Raya dapat menggetarkan rasa nasionalisme dan kebangsaan Rakyat
Indonesia.
Sabda Yesus , jika syahmu diminta seseorang maka berikan pula jubah yang kau miliki. Hal ini memberikan kepada kita suatu pelajaran berharga bahwa jika sesuatu itu diinginkankan pihak lain maka sikap mengalahlah yang dikedepankan.
Sabda Yesus , jika syahmu diminta seseorang maka berikan pula jubah yang kau miliki. Hal ini memberikan kepada kita suatu pelajaran berharga bahwa jika sesuatu itu diinginkankan pihak lain maka sikap mengalahlah yang dikedepankan.
Siapa pun
W.R. Supratman ia sebagai domba Tuhan atau Jamaah Muslim hendaknya menjadi inspirasi kita semua baik umat
Katolik dan umat Islam dalam semangat kebangsaan menjadikan Indonesia Maju serta
Indonesia Adil dan Makmur.
Indonesia
Raya Merdeka ! Indonesia Raya Zindabad !!
Darisman
Broto
Aktifis
Ahmadiyah Jakarta.
7 Mei
2019
Daftar
Sumber Referensi :
1). Buku
MENGENAL TOKOH KATOLIK INDONESIA Dari Perjuangan Kemerdekaan, Pahlawan
Nasional, Hingga Pejabat Negara. Sambutan Pengantar Dirjen Bimas Katolik RI,
Kata Pengantar Dr. J. Kristiadi. Prolog Sekretaris Eksekutif Komisi HAK-KAWI.
Epilog Angelo Wake Kako. Penulis Bernadus Barat Daya dan Silvester Detianus
Gea. Penerbit YAKOMINDO @2017.
2). “DWITUNGGAL“Tokoh
Katolik Dalam Musik Perjuangan Indonesia :http://romojostkokoh.blogspot.com/2017/08/dwitunggal-tokoh-katolik-dalam
musik.html
4). http://theahmadiyya.blogspot.com/2011/09/inilah-sepenggal-kisah-wr-soepratman.html
5). Buku
Peristiwa Besar Abad 14 H, OFFICIEEL VERSLAG DEBAT antara PEMBELA ISLAM dan
AHMADIYAH QADIAN, Reproduksi Fotografis Dari Buku Asli 1933,Penerbit Sinar
Islam Jakarta.
6). Buku
KAMI ORANG ISLAM , Jemaat Ahmadiyah Indonesia 1989,halaman 115-120 Pengabdian Dan Kesetiaan
Ahmadiyah Pada Perjuangan Kemerdekaan R.I.
7). Buku
Dibawah Bendera Revolusi oleh Ir. Sukarno, Jilid Pertama Tjetakan ketiga Panitya Penerbit DIBAWAH
BENDERA REVOLUSI 1964. Peninggalan almarhum Bapak Soeparno Hasanmihardjo.
8). Buku
W.R. SUPRATMAN Pecipta Lagu Kebangsaan Kita oleh Yusuf A. Puar Matu Mona,
Penerbit C.V.Indrajaya Jakarta, Milik P & K , Tidak dijualbelikan @1976
PERPUSTAKAAN NASIONAL, halaman 68.
9). Buku
Pahlawan Nasional , Wage Rudolf Supratman oleh B. Sulorto, Proyek Biografi
Pahlawan Nasional Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan @2007, halaman 121.
10). buku WAGE RUDOLF SOEPRATMAN : meluruskan sejarah dan riwayat hidup pencipta lagu kebangsaan Republik Indonesia “ Indonesia Raya “ dan Pahlawan Nasional. Anthony C. Hutabarat, halaman 3, BPK Gunung Mulia @2011 cet.1
10). buku WAGE RUDOLF SOEPRATMAN : meluruskan sejarah dan riwayat hidup pencipta lagu kebangsaan Republik Indonesia “ Indonesia Raya “ dan Pahlawan Nasional. Anthony C. Hutabarat, halaman 3, BPK Gunung Mulia @2011 cet.1
11). Buku
Jemaat AHMADIYAH INDONESIA, Konflik, Kebangsaan, Dan Kemanusiaan Oleh Muhammad
Said dkk, Penerbit ISAIS UIN Sunan Kalijaga @November 2018.
Ahmad Najib Burhani :
Ahmad Najib Burhani :
(Basuki Cahaya Purnama ( Ahok ) seorang Kristen Protestan yang mempelajari Islam sejak Bangku SD ( Sekolah Dasar ) menerima Al Quran Terjemah dan Tafsir Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Foto: 9 Januari 2017 )
Nutrilite Salmon Omega-3 Complex Mengandung Vitamin E 20,1 mg dan Salmon Oil yang mengandung Asam Lemak Omega 3 Esensial (180 mg EPA (Eicosapentaenoic Acid) dan 120 mg DHA (Docosahexaenoic Acid)) untuk membantu memelihara kesehatan. POM SI 044 512 011.Hubungi ; 08129307398
I
Ingin lepas dari gangguan nyamuk dalam tidur dan istirahat Anda, miliki dan gunakan Lampu Anti-Nyamuk Black Hole. Hubungi : 08129307398
Nutrilite Salmon Omega-3 Complex Mengandung Vitamin E 20,1 mg dan Salmon Oil yang mengandung Asam Lemak Omega 3 Esensial (180 mg EPA (Eicosapentaenoic Acid) dan 120 mg DHA (Docosahexaenoic Acid)) untuk membantu memelihara kesehatan. POM SI 044 512 011.Hubungi ; 08129307398
I
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTulisan ini sangat layak dibaca oleh banyak orang Ustadz Darisman Broto. Selamat menunaikan ibadah Puasa. Apabila sejarah telah dibelokkan sejak awal akan menjadi polemik dan 'rebutan' berbagai pihak. Namun yang terpenting mari kita mengisi kemerdekaan dan menjaga persatuan Bangsa. Ada tokoh lain yang menjadi perbandingan yang juga agamanya diubah yaitu Pattimura yang dikenal sebagai Protestan dalam tulisan M. Sapija namun dalam tulisan Ahmad M. Suryanegara agamanya diubah dan namanya diubah menjadi Ahmad Lussy atau Mat Lussy. Sedih menyaksikan sejarah seperti ini. Entah apa motivasi di balik tindakan-tindakan begini. Beberapa tahun lalu juga ada klaim Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman. Saya yakin hal-hal begini jika tidak dibantah, sepuluh atau dua puluh tahun ke depan akan dianggap kebenaran.
BalasHapusBagus juga jika pihak Katolik menyajikan sebuah sejarah WR Supratman tentu dengan bukti yang mendukung, misal kapan dimana dan oleh Romo siapa WRS dibabtis. Memang tidak bisa dibantah dan disalahkan jika seseorang itu pernah menikah dan dimakamkan secara Islam bisa dianggap sebagai Muslim.
HapusSebenarnya pahlwan dari muslim sudah ribuan kalo hanya sekedar satu dua orang mau di klaim silahkan, tapi mengklaim orang dari namanya saja jelas salah. Kalo di Ambon tidak bisa seseorang islam atau bukan dilihat dari Marga atau nama harus ada penulusuran. soal borobudur itu hanya pendapat seorang ahli silahkan anda bantah sesuai keahlian, bukti dan fakta yang tepat dan benar
HapusNama tidak bisa selalu identik dengan agama seseorang: Misal nama salah satu perdana mentri Indonesia adalah Amir Sarifudin, tetapi dia adalah seorang kristen, seperti juga Nama Jend. Napoleon Bonaparte ternyata muslim, jadi silahkan dibuktikan aja
Hapussaya sejak dulu membaca bahwa WR Supratman adalah seorang muslim, tentang nama Rudolf itu biasa dipakai orang saat dulu, sama dengan nama robert, steven, robin, bukan berarti itu menunjukan dia adalah seorang Katholik, lagi pula makamnya juga jelas dia adalah seorang muslim.
BalasHapusKlem muslim ,,tanda dan lagu vokalnya bukan sholawat ,,tapi not balok katolik musik tradisional katolik,..pasti kalau dia muslim tentu menyanyikan lagu Indonesia raya ,,dalam versi sholawat..
Hapuspernah baca quran surah maryam secara utuh?? fokus di surah maryam 19:28"Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”
Hapussurah Maryam 19: 30:Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.
Imran punya anak 3:
1. Harun
2. Maryam
3. Musa
Maryam saudara Harun ini hidup dijaman Israel dijajah Mesir dengan pemerintahan Firaun. Maryam ini yg menghanyutkan Musa ke sungai dan di temu putri Mesir.
sementara Maryam ibu Yesus (Injil), itu jaman Israel dijajah Romawi. jarak hidup Maryam saudara Harun dan Maryam Ibu yesus itu ribuan tahun. lah buku sucimu saja salah kok apalagi hanya soal sejarah soepratman. tahu gak itu salah?? jadi ada 2 maryam yang hidup di beda Zaman, pengarang/penulis bukumu itu mengira Maryam saudara Harun ini ibu yesus. padahal bukan.
kalau memang itu yang Maha Kuasa harusnya tidak salah. karena YANG MAHA KUASA TIDAK PERNAH SALAH..paha? .renungkan apakah buku itu dari yang maha Kuasa? kok salah? dan masih banyak salah selain hal itu.
kalau elo anggap gw bohong..silahkan buka buku sucimu..baca lengkap surah ali imron dan surah maryam..km akan sadar banyak hal itu keliru. tapi terserah kamu mau gimana..murtad juga gk enak. tp ngikuti yg salah rasanya juga kesia siaan. carilah yang BENAR dan TINGGALkan yang salah..
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 28. “Hai saudara perempuan Harun,” zahir ayat ini menunjukkan bahwa Harun adalah saudara aslinya, sehingga mereka menisbatkannya kepada Harun. [Kebiasaan mereka pada zaman dahulu adalah menggunakan nama-nama para nabi. Akan tetapi, Harun ini bukan Harun putra ‘Imran, saudara Nabi Musa, karena antara keduanya ada jarak masa berabad-abad lamanya]. “Ayahmu sekali-kali bukanlah seorang penjahat, dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina,” maksudnya tidaklah dua orang tuamu melainkan orang-orang shalih, selamat dari perbuatan jelek yang mereka isyaratkan (yaitu zina). Maksud ucapan mereka, “Kenapa sifatmu berbeda dengan sifat mereka berdua, dengan melakukan perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan?” hal ini disebabkan biasanya, anak keturunan itu mengikuti sebagian sifat baik atau buruk orang tua. Maka mereka merasa heran berdasarkan pengetahuan yang ada dalam hati mereka, bagaimana mungkin perbuatan ini terjadi pada Maryam?! Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I Surat Maryam ayat 28: Maryam dipanggil saudara perempuan Harun, karena ia seorang wanita yang saleh seperti kesalehan Nabi Harun ‘alaihis salam. Namun menurut Syaikh As Sa’diy, bahwa Maryam memang saudara perempuan Harun, namun Harun di sini bukan Harun bin Imran saudara Nabi Musa, karena antara keduanya berbeda jauh abadnya. Ketika itu, sudah biasa menamai anak-anak yang lahir di kalangan mereka dengan nama para nabi. Hal itu, karena sudah biasa, bahwa keturunan itu mengikuti orang tuanya dalam kesalehan. Oleh karena itu, mereka heran terhadapnya.
HapusReferensi: https://tafsirweb.com/5074-surat-maryam-ayat-28.html
Yang PASTI KATOLIK...
BalasHapusKasihan beliau. Kalau memang beliau adalah seorang muslim di fitnah seorang Kristen. Tapi kalo memang Kristen ya ga masalah. Asal ada bukti dan jelas.
BalasHapuspernah baca quran surah maryam secara utuh?? fokus di surah maryam 19:28"Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”
Hapussurah Maryam 19: 30:Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.
Imran punya anak 3:
1. Harun
2. Maryam
3. Musa
Maryam saudara Harun ini hidup dijaman Israel dijajah Mesir dengan pemerintahan Firaun. Maryam ini yg menghanyutkan Musa ke sungai dan di temu putri Mesir.
sementara Maryam ibu Yesus (Injil), itu jaman Israel dijajah Romawi. jarak hidup Maryam saudara Harun dan Maryam Ibu yesus itu ribuan tahun. lah buku sucimu saja salah kok apalagi hanya soal sejarah soepratman. tahu gak itu salah?? jadi ada 2 maryam yang hidup di beda Zaman, pengarang/penulis bukumu itu mengira Maryam saudara Harun ini ibu yesus. padahal bukan.
kalau memang itu yang Maha Kuasa harusnya tidak salah. karena YANG MAHA KUASA TIDAK PERNAH SALAH..paha? .renungkan apakah buku itu dari yang maha Kuasa? kok salah? dan masih banyak salah selain hal itu.
kalau elo anggap gw bohong..silahkan buka buku sucimu..baca lengkap surah ali imron dan surah maryam..km akan sadar banyak hal itu keliru. tapi terserah kamu mau gimana..murtad juga gk enak. tp ngikuti yg salah rasanya juga kesia siaan.
kalian gak usah debat..kalah semua kalian kalau debat sama yg satu ini. jangankan WR soepratman.. nabi Musa , nabi Daud..yang sebelum ada islam saja dikalim islam kok. WR soepratman ini jelas islam lah. suka suka elo pokoknya. cocokologi. ilmu ala ala..
BalasHapus